Pages

Tuesday, March 24, 2015

Kaidah Aqidah

Kaidah Aqidah


Untuk lebih memahami bagaimana fitrah dan akal berperan dalam menerima masalah aqidah, berikut adalah uraian secara ringkas beberapa kaidah aqidah yang diambil dari buku “Ta’rif Am bi Dinil Islam, fasal Qaqaa’idul ‘Aqaid  dari Syeikh Ali Thanthawi:
1.       Semua hal yang ditangkap oleh alat indra kita, kita yakini keberadaannya atau kebenarannya. Kecuali bila akal kita menafsirkan sebaliknya berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang telah kita dapatkan mengenai kebenaran hal itu.
Contohnya, saat kita melihat pohon-pohon dari jendela kereta yang berjalan maka seolah-olah pohon-pohon di luar kereta bergerak. Hal ini karena otak kita menafsirkan demikian. Namun, setelah kita mengetahui bahwa yang bergerak adalah kereta dan bukan pohon-pohon diluar maka selanjutnya otak kita akan menafsirkan bahwa pohon-pohon tidk bergerak.
2.       Keyakinan juga dapat diperoleh dari berita yang dibawa oleh si pembawa berita yang diyakini akan kejujurannya.
Banyak hal yang kita ketahui hanya berdasarkan cerita orang lain tanpa kita harus mengalaminya sendiri. Contoh kita dapat mengetahui bahwa kutub utara itu dingin dan bersalju hanya dengan membaca, melihat foto, dan menonton video tanpa harus datang langsung mengalami ke kutub utara. Begitu cerit-cerita sejarah jaman dahulu. Kita dapat mengetahuinya hanya dari cerita-cerita sejarawan yang kita yakini kredibelitasnya dalam ilmu sejarah.
3.       Sesorang tidak berhak memungkiri wujud sesuatu, hanya karena alat inderanya tidak dapat menjangkaunya.
Contoh, kita tidak berhak memungkiri bahwa di permukaan kulit kita hidup banyak bakteri. Mata kita tidak dapat melihanya secara langsung. Harus menggunakan alat bantu berupa mikroskop. Nah, kita tidak berhak memungkiri bahwa tidak ada bakteri di kulit kita saat kita melihatnya dengan mata telanjang.
4.       Seseorang hanya bisa mengkhayalkan tentang sesuatu hal yang sudah pernah dijangkau oleh alat inderanya.
Manusia tidak akan bisa mengkhayal sesuatu yang belum pernah dilihat/didengar/diransakannya. Walaupun khayalan fiktif, pasti khayalan itu terbentuk dari unsur-unsur yang pernah dilihat/didengarkan/dirasakan sebelumnya. Contoh ketika kita membayangkan kecantikan seseorang pasti kita menggabungkan hal-hal yang bersifat cantik yang pernah kita lihat.
5.       Akal hanya bisa menjangkau hal-hal yang terikat dengan ruang dan waktu.
Akal hanya bisa menjelaskan kapan dan dimana terjadinya suatu peristiwa hanya jika peristiwa itu terjadi terlebih dahulu.
6.       Iman adalah fitrah setiap manusia.
Pada saat seseorang, sorang atheis pun, dalam keadaan kritis dalam menghadapi permasalahan hidup, fitrahnya akan menuntun dia untuk meminta pertolongan kepada suatu Zat Yang Masa Besar, Tuhan.
7.       Kepuasan material di dunia sangat terbatas.
Manusia tidak akan pernah puas dengan materi. Jika sudah punya sepeda, ingin sepeda motor, Jika sudah punya sepeda motor ingin mobil. Begitu seterusnya.
8.       Keyakinan tentang hari akhir adalah konsekuensi logis dari keyakinan tentang adanya Allah
Allah Maha Adil. Semua perbuatan manusia pasti akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah. Kalau tidak ada hari akhir (akhirat), bisakah kita merasa keadilan Allah terlaksana hanya di dunia?

No comments:

Post a Comment